tugas 1

Kamis, 11 November 2010

Kenapa Sebagian Orang Kaya dan Kebanyakan Orang Miskin?

Judul di atas sedikitpun tiada maksud untuk melecehkan orang miskin atau meninggikan orang kaya. Juga bukan untuk menjawabnya secara normatif, bahwa itu disebabkan hukum alam dimana sampai kapanpun orang kaya akan selalu ada seperti juga adanya orang miskin.
Melainkan posting ini saya maksudkan agar kita bisa belajar dari cara orang kaya dalam mengumpulkan kekayaan melimpah; dan bagaimana berupaya menerapkannya dalam kehidupan masing-masing agar kehidupan anda menjadi lebih baik.
“Kenapa Sebagian Orang Kaya dan Kebanyakan Orang Miskin?”
Pertanyaan ini selalu menarik untuk dibahas. Banyak orang memiliki pendapatnya mengenai hal ini. Namun yang menarik adalah banyak fakta menunjukkan bahwa banyak orang yang semula tidak memiliki apa-apa dan secara finansial hidupnya pas-pasan, namun kemudian bisa merubah hidupnya 180 derajat. Mengapa ini bisa terjadi? Sementara, banyak orang lainnya tetap tidak mampu merubah keadaan hidupnya sedikit lebih baik.
Sering juga fakta menunjukkan bahwa orang-orang yang sudah kaya, dalam tahun-tahun berikutnya hartanya terus bertambah. Uang dan kekayaan yang mereka kumpulkan bertambah banyak dan semakin banyak. Sebaliknya, fakta menyedihkan lainnya, ada banyak orang miskin yang jangankan menambahkan kekayaan, sedikit uang yang dimilikinya pun ikut amblas tak berbekas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mengapa ini bisa terjadi?
Kata-kata sukses bilang: “Anda adalah apa yang anda pikirkan.” Ketika anda memenuhi pikiran anda dengan hal yang penuh kekurangan, hidup anda pun akan seperti itu. Sebaliknya ketika pikiran anda dipenuhi dengan keberlimpahan, maka itu juga yang terbentuk dalam kehidupan anda.
Dari pikiran anda membentuk dunia anda. Seperti apa dunia yang ingin anda buat bergantung dari apa yang awalnya anda pikirkan.
Orang-orang sukses memenuhi pikirannnya kapan saja dengan keberlimpahan, kebermanfaatan, dan solusi. Pikiran-pikiran keberlimpahan dan positif itu akan memacu anda menjadi lebih peka terhadap apa yang anda anggap penting.
Orang-orang sukses tidak akan menyibukkan pikirannya dengan rasa menyerah, mengeluh, menyalahkan, atau putus asa. Segala pikiran kenegatifan adalah cermin ketidakmampuan untuk mengontrol pikiran sendiri.
Kalau orang kaya selalu berpikir dalam alam “keberlimpahan”, sebaliknya kebanyakan orang-orang miskin memenuhi benaknya dengan pikiran serba kekurangan, perasaaan sebagai orang kecil, sebagai orang yang tak punya, dan hal-hal yang serba “minimal” lainnya.
“Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat?”
Sering kali kita mendengar pertanyaan-pertanyaan sumbang tentang hubungan antara kesuksesan dan nasib. Misalnya, apakah kesuksesan hanya dimiliki oleh mereka yang punya nasib baik sejak lahir? Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauh Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat melalui usaha manusia?
Masalah ini bukanlah masalah yang hanya dirasakan sebagian kecil manusia saja. Sungguh, kita semua terlibat langsung dalam masalah ini. Makanya, kita dituntut untuk memahami sejauh mana hubungan antara usaha manusia dengan takdir yang akan terjadi. Sehingga tidak gampang memberikan vonis terhadap nasib buruk yang terjadi pada diri kita dengan mengatakan, bahwa semuanya sudah ditetapkan Allah sebelum kita dijadikan khalifah di bumi.
 mulai dari sifat-sifat manusia sukses, memahami hari-hari yang dimiliki, mengingatkan manusia bahwa hidup sukses dibentuk oleh pikirannya sendiri, mengatasi kecemasan-kecemasan yang sering menghinggapi kehidupan. J

Misalnya, senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan Allah. Tidak pernah lupa bahwa di dalam harta yang dimiliki masih ada hak-hak orang lain yang harus diberikan. Usaha memang kita yang lakukan, tapi tanpa orang lain usaha kita juga tidak akan pernah sampai pada ‘titik’ akhir yang diinginkan.
Selain itu, bahasa yang digunakan penulis cukup sederhana dan jelas, khas aktivis organisasi yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam berkomunikasi dan bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang yang beragam, menjadikan buku ini bukan saja mudah dipahami oleh para aktivis organisasi, tetapi juga untuk masyarakat awam yang ingin meraih kesuksesan. Sungguh tepat sekali apa yang ditulis dicover belakang buku, bahwa buku ini bukan untuk semua orang. Namun hanya untuk orang-orang yang belum puas dengan hidupnya saat ini. Buku ini hanya cocok untuk orang yang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.
Jadi, buku ini benar-benar layak untuk dimiliki karena dapat memberikan support dan menghilangkan sikap fatalis dalam memahami hasil usaha manusia dan takdir. Karena usaha dan takdir senantiasa berjalan seiring. Jika ‘komponen’ usaha yang dilakukan sempurna, tak pelak lagi takdir yang terjadi akan sesuai dengan usaha tersebut. Karena apa yang tercatat di Lauh Mahfuz bukanlah waktu kapan sukses atau waktu kapan susah, tapi yang tertulis adalah ‘modusnya’.
Karena Lauh Mahfuz adalah kitab yang berisi segala kemungkinan peristiwa yang terjadi di dunia, bukan peristiwa mutlaknya dan juga bukan panjang-pendeknya waktu kesuksesan atau waktu kesusahan. Bahkan buku ini sangat menggarisbawahi, bahwa tidak ada yang bisa mengubah hidup anda kecuali diri sendiri.
Apabila benar-benar mau mengubah hidup menjadi lebih menyenangkan, maka pelajarilah arahan-arahan yang diberikan penulis. Buku ini telah mengubah banyak hidup orang. Sekarang, giliran kita untuk berubah sesuai yang didambakan. [Rahmad Hidayat Nasution, mahasiswa universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah

 “Apa bedanya yang kaya sama yang miskin?”

sering kita menjumpai kenyataan kebanykan yang kaya berpangkat sangat di hormati tapi yang miskin. klo mau berbuat sesuatu malah di tertawakan ,,, kenapa yaa ..? padahal tujuannya sama ,. Yaitu ingin sukses.karna orang kaya tuh punya uang jabatan kerjaan yang mapan dan menjanjikan uang lebih nayak karna uang munkin oleh kaum para orang kaya lebih di nilai dan tampang orang kaya yng berdasipun bisa melakukan akses dan sepak terjang nya dikarnakan ia mempunyai uang dan jabatan serta mempunyai pendidikan yang tinggi padahal orang biasa pun bisa mempunyai wawasan yang luas pula dan lihat kemampuan dia dulu baru dia ditertawakan tafi aha orang kaya pun banyak yang ah gitu deh.
“Kalau saya belum kaya, bolehkah saya tiru cara berpikir orang kaya,?”
Jika dari anda ada yang bertanya demikian, justru itu sangat saya anjurkan. Sekalipun saat ini anda belum kaya, tapi anda mau menjadi kaya, saya anjurkan ikuti bagaimana cara berpikir orang kaya seperti cara di atas.
So, mulai hari ini mari berubah. Sekarang mari saya pandu anda melakukan resolusi perubahan dalam hidup anda.
Pertama, mari katakan kata-kata berikut. Konsentrasi sebentar, ucapkan dalam hati dan keluarkan suara anda. Mari mulai: “Mulai hari ini saya akan berpikir seperti orang kaya yang dipenuhi keberlimpahan. Saya tidak akan membatasi pikiran saya dengan keterbatasan/kesulitan. Bahwa saya PASTI BISA! Tidak ada yang mustahil untuk saya capai.”
Kedua, coba ikuti kata-kata berikut: “Mulai hari ini saya tidak akan pernah merendahkan diri saya sendiri dengan mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, atau hal-hal yang menunjukkan kelemahan. Dalam hal apa saja, saya optimis bahwa saya PASTI BISA! Atau sekurang-kurangnya saya mau belajar yang ditindaklanjuti dengan ACTION!
Sekarang tegakkan dagu anda, tatap pandangan ke depan dan mulailah berpikir seperti orang kaya. Ini akan mengubah hidup anda. Asal disertai dengan ACTION tentunya!
Banyak yang dapat mengubah hal kehidupan kita.tapi masih banyak di negara kita sendiri yaitu indonesia,banyak orang miskin.walaupun Indonesia mempunyai kekayan yang melimpah.di bawah ini akan membahas suatu tentang Indonesia yang harus ada orang miskin.

kenapa si indonesia harus ada orang miskin sedangkan kita itu kaya akan alam ?
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global kemiskinan Negara-negara di dunia ketiga, yaitu Negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.

“Mengapa negara lain, seperti Amerika menyebut Indonesia adalah negara kaya segalanya?”
Sebuah film dokumenter yang dibuat oleh aktivis Amerika bercerita tentang ”Penguasa Baru Dunia” dan terutama dampaknya pada sebuah negara: Indonesia. Pada film tersebut digambarkan bahwa Indonesia adalah tempat bertemunya penjajahan lama dengan penjajahan baru. Sebuah negeri yang tidak sepatutnya miskin. Dilihat dari sumber daya alam, dapat dikatakan Indonesia kaya segalanya. Mulai dari gunung emas dan tembaga, minyak bumi, kayu, dan keterampilan serta tenaga kerja yang tersedia. Dunia Barat merampok Indonesia selama ratusan tahun sejak penjajahan Belanda pada abad ke-16, dan penjajahan tersebut dapat dikatakan sebuah utang yang belum dibayar lunas.

Pada tahun 1997 Bank Dunia menyatakan Indonesia memiliki ekonomi yang dinamis dan sukses, dianggap ’murid teladan’ dalam ekonomi global. Kenyataan tersebut digambarkan film dokumenter tersebut dengan sebuah acara pesta perkawinan elit di Jakarta. Dua keluarga pengusaha besar disatukan dalam perkawinan. Diantara para tamu dengan baju Versace dan berlian, adalah mereka yang merasakan keberuntungan dari kebebasan global, kebebasan bagi pemilik modal untuk menghasilkan lebih banyak uang, tanpa memandang kebangsaan. Di luar pesta ada sebuah dunia lain. Negeri Indonesia yang dihuni 70 juta orang miskin. Menurut perhitungan tim yang membuat film tersebut, bagi pekerja, seperti pelayan di pesta ini, diperlukan gaji selama empat ratus tahun untuk membayar resepsi pernikahan ini.
forum.gemscool.com/thread-134532.html
http://www.2lisan.com/tulisan/artikel/mengubah-hidup-menjadi-lebih-baik/Islamiyah, Tingkat IV]

0 komentar:

Posting Komentar

Pages